09 Desember 2008

Kerja sama yang sangat indah

Alkisah tentang seorang seniman panggung yang terkenal di masa lalu bernama Jimmy Durante. Pada suatu kali, Jimmy diminta untuk mengadakan pertunjukkan amal bagi para veteran Perang Dunia II. Karena jadwalnya padat, ia hanya menyediakan waktu beberapa menit saja. Ketika pertunjukkan dimulai, Jimmy melakukan aksinya yang brilian sehingga para penonton bertepuk tangan sepanjang pertunjukkan itu. Meski Jimmy berjanji untuk menyediakan waktu beberapa menit saja, tetapi karena ada sesuatu yang ia lihat terjadi di kursi penonton, ia melanjutkan sampai selesai. Kemudian, Jimmy mengundurkan diri dengan membungkukkan badannya ke penonton yang masih antusias bertepuk tangan, bergegas pergi. Di balik panggung, seorang panitia bertanya pada Jimmy, "Mengapa Anda berubah pikiran? Bukankah Anda berjanji untuk beraksi beberapa menit saja?" Jimmy menjawab, "Baiklah. Mari ke sini, saya ingin tunjukkan mengapa saya melanjutkan pertunjukkan saya." Mereka naik ke panggung dan Jimmy berkata, "Lihatlah penonton yang duduk di barisan terdepan. Ternyata di barisan terdepan, duduklah dua orang pria yang masing-masing lengannya buntung, karena tertembak senjata musuh dalam peperangan. Yang seorang buntung tangan kanan dan yang lain buntung tangan kirinya. Tapi karena duduknya berdampingan, maka mereka dapat bertepuk tangan dengan saling menepuk-nepukkan tangan yang masih utuh. Hal itulah yang mereka lakukan selama menyaksikan pertunjukkan itu, sehingga saya berubah pikiran." Itulah kerja sama yang sangat indah .
(Renungan ,9 Desember 2008 - Warta Abbalove)

03 Desember 2008

Api dan Asap

Suatu ketika, ada sebuah kapal yang tenggelam diterjang badai. Semuanya porak-poranda. Tak ada awak yang tersisa, kecuali satu orang yang berhasil mendapatkan pelampung. Namun, nasib baik belum berpihak pada pria ini. Ia terdampar pada sebuah pulau kecil tak berpenghuni, sendiri, dan tak punya bekal makanan.
Ia terus berdoa agar Tuhan menyelamatkan jiwanya. Setiap saat, dipandangnya ke penjuru cakrawala, mengharap ada kapal yang datang merapat. Sayang, pulau ini terlalu terpencil. Hampir tak ada kapal yang mau melewatinya. Lama kemudian, pria ini pun lelah untuk berharap.
Lalu, untuk menghangatkan badan, ia membuat perapian, sambil mencari kayu dan pelepah nyiur untuk tempatnya beristirahat. Dibuatnya ruman-rumahan, sekadar tempat untuk melepas lelah. Disusunnya semua nyiur dengan cermat, agar bangunan itu kokoh dan dapat bertahan lama.
Keesokan harinya, pria malang ini mencari makanan. Dicarinya buah-buahan untuk penganjal perutnya yang lapar. Semua pelosok dijelajahi, hingga kemudian ia kembali ke gubuknya.
Namun, ia terkejut. Semuanya telah hangus terbakar, rata dengan tanah, hampir tak bersisa. Gubuk itu terbakar, karena perapian yang lupa dipadamkannya. Asap membubung tinggi, dan hilanglah semua kerja kerasnya semalam. Pria ini berteriak marah, "Ya Tuhan, mengapa Kaulakukan ini padaku. Mengapa? Mengapa?" Teriakannya melengking menyesali nasib.
Tiba-tiba ... terdengar peluit yang ditiup. Tuittt ... tuuitttt.Ternyata ada kapal yang datang. Kapal itu mendekati pantai, dan turunlah beberapa orang menghampiri pria yang sedang menangisi gubuknya ini. Pria ini kembali terkejut, ia lalu bertanya, "Bagaimana kalian bisa tahu kalau aku ada di sini?" Mereka menjawab, "Kami melihat tanda asapmu!"
Demikianlah tutur sebuah kisah anonim. Sangat mudah memang bagi kita untuk marah saat musibah tiba. Nestapa yang kita terima, tampak begitu berat saat terjadi dan berulang-ulang terjadi. Kita memang bisa memilih untuk marah, mengumpat, dan terus mengeluh. Namun, agaknya kita tak boleh kehilangan hati kita. Sebab, Tuhan selalu ada di dalam hati kita, walau dalam keadaan yang paling berat sekalipun. Dan ingatlah, saat ada "asap dan api" yang membubung dan terbakar dalam hati kita, jangan berkecil hati. Jangan sesali semua itu. Jangan hilangkan perasaan sabar dalam kalbu kita. Sebab, bisa jadi, itu semua adalah sebagai tanda dan simbol bagi orang lain untuk datang kepada kita, dan mau menolong kita.
Jadi untuk semua hal buruk yang kita pikirkan, akan selalu ada jawaban yang menyejukkan dari-Nya. Tuhan Mahatahu yang terbaik buat kita. Jangan hilangkan harapan itu.*

A Wonderful Explanation

Kadang kita bertanya dlm hati & menyalahkan Tuhan, "apa yg telah saya lakukan sampai saya harus mengalami ini semua?" atau "kenapa Tuhan membiarkan ini semua terjadi pada saya?".......
Here is a wonderful explanation ......
Seorang anak memberitahu ibunya kalau segala sesuatu tidak berjalan seperti yang dia harapkan. Dia mendapatkan nilai jelek dalam raport, putus dengan pacarnya, dan sahabat terbaiknya pindah ke luar kota .
Saat itu ibunya sedang membuat kue, dan menawarkan apakah anaknya mau mencicipinya, "dengan senang hati" dia berkata: "Tentu saja, I love your cake.""Nih, cicipi mentega ini," kata Ibunya menawarkan."Yaiks," ujar anaknya."Bagaimana dgn telur mentah?""You're kidding me, Mom.""Mau coba tepung terigu atau baking soda?""Mom, semua itu menjijikkan. "Lalu Ibunya menjawab, "ya, semua itu memang kelihatannya tidak enak jika dilihat satu per satu. Tapi jika dicampur jadi satu melalui satu proses yang benar, akan menjadi kue yang enak."
Tuhan bekerja dengan cara yang sama. Seringkali kita bertanya kenapa Dia membiarkan kita melalui masa-masa yang sulit dan tidak menyenangkan. Tapi Tuhan tahu jika Dia membiarkan semuanya terjadi satu per satu sesuai dengan rancanganNya,segala sesuatunya akan menjadi sempurna tepat pada waktuNya.
Kita hanya perlu percaya proses ini diperlukan untuk menyempurnakan hidup kita.Tuhan teramat sangat mencintai kita. Dia mengirimkan bunga setiap musim semi, sinar matahari setiap pagi. Setiap saat kita ingin bicara, Dia akan mendengarkan. Dia ada setiap saat kita membutuhkanNya, Dia ada di setiap tempat, dan Dia memilih untuk berdiam di hati kita.

The Kings Insurance Company

TYPE OF INSURANCES

Life Insurance
"For God so loved the world that he gave his one and only Son, that whoever believes in him shall not perish but have eternal life. 17 For God did not send his Son into the world to condemn the world, but to save the world through him. John 3:16

Health Insurance
Who forgives all your sins and heals all your diseases, Ps 103:3

Clothe Insurance
If that is how God clothes the grass of the field, which is here today, and tomorrow is thrown into the fire, how much more will he clothe you, O you of little faith! Luke 12:28

Daily Supply Insurance
But my God shall supply all your need according to his riches in glory by Christ Jesus.
Phil 4:19 KJV

Comfort Insurance
"Do not let your hearts be troubled. Trust in God; trust also in me. John 14:1

Friendship Insurance
And surely I am with you always, to the very end of the age." Matt 28:19-20

Peace Insurance
Peace I leave with you; my peace I give you. I do not give to you as the world gives. Do not let your hearts be troubled and do not be afraid. John 14:27

Eternal Mansion Insurance
In my Father's house are many rooms; if it were not so, I would have told you. I am going there to prepare a place for you. John 14:2

WHY WE SHOULD BE THE MEMBERS OF THE KING OF KINGS INSURANCE

1. The oldest insurance company ever.
2. The only insurance company which insured many kinds of lost even from the everlasting fire.
3. The only insurance company that covers the eternal area.
4. The decision is unchanged.
5. The Management never been changed.
6. The Company asset is unlimited.
7. The only insurance company that pays your premium.


THE PREMIUM


Romans 5:8
But God demonstrates his own love for us in this: While we were still sinners, Christ died for us.

Ephesians 2:8
For it is by grace you have been saved, through faith-and this not from yourselves, it is the gift of God-.

1 Corinthians 6:20
You were bought at a price. Therefore honor God with your body.



THE APPLICATION PROCEDURE


Acts 2:38
"Repent and be baptized, every one of you, in the name of Jesus Christ for the forgiveness of your sins. And you will receive the gift of the Holy Spirit.

Acts 16:31
"Believe in the Lord Jesus, and you will be saved-you and your household."



GOOD NEWS:

JESUS HAD BOUGHT THE ENTIRE PREMIUM FOR THIS APPLICATION WITH A PRICE!

Kisah Terciptanya Sajak Foot Prints

Tahukah anda cerita di balik terciptanya sajak 'Foot Prints' (Telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul : Jejak - Jejak kaki).
Sajak tersebut telah menyentuh hati jutaan orang di seluruh dunia. Namun tidak banyak orang mengetahui siapa pengarang sajak itu. Juga tidak banyak orang tahu apa latar belakang lahirnya sajak itu. Lebih-lebihl agi tidak banyak orang tahu bahwa sajak yang berjudul 'Jejak' (aslinya: 'Footprints' ) sebenarnya adalah buah pena masa berpacaran di suatu senja di tepi danau. Pengarang sajak itu adalah Margaret Fishback, seorang guru sekolah dasar Kristen untuk anak-anak Indian di Kanada.
Margaret sangat pendek dan kecil untuk ukuran orang Kanada. Tinggi badannya hanya 147 cm. Tubuhnya ramping dan wajahnya halus seperti anak kecil. Karena itu walaupun ia sudah dewasa dan sudah menjadi ibu guru ia sering diberi karcis untuk anak-anak kalau berdiri di depan loket atau kalau naik bis. Margaret dibesarkan dalam keluarga yang bersuasana hangat dan penuh kasih. Namun ada beberapa peristiwa yang terasa pahit dalam kenangan masa kecilnya.
Yang pertama adalah pengalamannya ketika ia menjadi murid kelas satu sekolah dasar. Ia mempunyai kenangan buruk tentang gurunya. Margaret berlogat Jerman karena ayahnya berasal dari Jerman. Lalu tiap kali Margaret melafalkan sebuah kata Bahasa Inggris dengan logat Jerman jari-jari tangannya langsung dipukul oleh gurunya dengan sebuah tongkat kayu. Tiap hari jari-jari tangan Margaret memar kemerah-merahan. 'Jangan bicara dengan logat Jerman. Pakai logat yang betul, kalau tidak ... !'Itulah ancaman dan amarah yang didengar Margaret setiap hari. Dan iasungguh takut. 'Tiap hari aku berangkat ke sekolah dihantui oleh rasa takut. Aku heran mengapa aku dimarahi. Apa salahku ? Apa salahnya orang berbicara dengan logat Jerman ? Baru kemudian hari aku tahu bahwa pada waktu itu sedang berlangsung Perang Dunia II, sehingga orang Jerman dibenci di Amerika dan Kanada,' ucap Margaret mengenang masa kecilnya.
Kenangan pahit lain yang diingat Margaret adalah tentang dua teman perempuannya di kelasnya. 'Aku akrab dengan semua teman dan mereka senang bermain dengan aku, kecuali dua orang teman perempuan yang kebetulan berbadan besar. Kedua teman itu sering menjahati aku. Untung ada seorang teman laki-laki yang selalu melindungi aku.
Namun pada suatu hari teman laki-laki itu tidak masuk ke sekolah. Lalu kedua teman perempuan yang berbadan besar itu menjatuhkan aku dan duduk di atas perutku sambil menggelitiki aku. Aku kehabisan nafas. Syukurlah tiba-tiba ada orang yang lewat sehingga aku dilepas. Langsung aku lari ketakutan sampai aku jatuh dan pingsan. Selama beberapa hari aku terbaring sakit. Tetapi yang lebih parah lagi, selama beberapa bulan aku ketakutan,' kenang Margaret.
Juga tentang masa dewasanya Margaret mempunyai pengalaman yang menakutkan. Pada suatu siang yang bercuaca buruk, ketika ia sedang mengajar di kelas, tiba-tiba jendela terbuka dan petir menyambar sekujur tubuh Margaret. Ia jatuh terpental di lantai. Setelah dirawat di rumah sakit, ia tetap mengidap penyakit yang tidak tersembuhkan. Urat syarafnya terganggu sehingga ia sering bergetar. Bukan mustahil semua pengalaman buruk itu turut mewarnai lahirnya sajak 'Jejak' ini, yang dikarang oleh Margaret ketika ia sudah mempunyai tunangan yang bernama Paul.
Hari itu Margaret dan Paul berangkat menuju suatu tempat perkemahan di utara Toronto untuk memimpin retret. Di tengah perjalanan,mereka melewati danau Echo yang indah. 'Mari kita jalan di pantai,' usul Margaret. Dengan semangat mereka melepaskan sepatu lalu berjalan bergandengan tangan di pantai pasir. Ketika mereka kembali dan berjalan ke arah mobil mereka, dengan jelas mereka mengenali dua pasang jejak kaki mereka di pasir pantai. Namun ditempat-tempat tertentu gelombang air telah menghapus satu pasang jejak itu. 'Hai Paul, lihat, jejak kakiku hilang,' seru Margaret. 'Itukah mungkin yang akan terjadi dalam impian pernikahan kita? Semua cita-cita kita mungkin akan lenyap disapu gelombang air,' lirih Margaret. 'Janganberpikir begitu,' protes Paul. 'Aku malah melihat lambang yang indah. Setelah kita menikah, yang semula dua akan menjadi satu. Lihat itu, disitu jejak kaki kita masih ada lengkap dua pasang.' Mereka berjalan terus. 'Paul, lihat, di sini jejakku hilang lagi.' Paul menatap Margaret dengan tajam, 'Margie jalan hidup kita dipelihara Tuhan. Pada saat yang susah, ketika kita sendiri tidak bisa berjalan, nanti Tuhan akan mengangkat kita. Seperti begini...' Lalu Paul mengangkat tubuh Margaret yang kecil dan ringan itu dan memutar-mutarnya.
Malam itu setibanya mereka di tempat retret, Margaret yang adalah pengarang kawakan menggoreskan pena dan menuangkan ilham pengalamannya tadi dipantai. Kalimat demi kalimat mengalir. Dicoretnya sebuah kalimat,diubahnya kalimat yang lain. Ia berpikir, menulis, termenung, mencoret,menulis lagi, termenung lagi, mencoret lagi.......Seolah- olah bermimpi,dalam imajinasinya ia merasa berjalan bersama dengan Tuhan Yesus di tepi pantai. Ketika berjalan kembali ia melihat dua pasang jejak kaki, satu pasang jejaknya sendiri dan satu pasang jejak Tuhan. Tetapi... dan seterusnya. Margaret melihat lonceng. Pukul 3 pagi ! Cepat-cepat diselesaikannya tulisannya, lalu ia tidur.
Keesokan harinya, begitu bangun, ia langsung membaca ulang tulisannya. Ah, belum ada judulnya. Margaret berpikir sejenak lalu membubuhkan judul 'Aku Bermimpi'. Ia mengubah beberapa kata dan kalimat. Dan lahirlah sajak yang sekarang kita kenal dengan judul 'Jejak'.
Pada hari itu juga dalam kebaktian, sajak itu dibacakan Paul. Paul berkata, '... ada saat di mana kita merasa seolah-olah Tuhan meninggalkan kita. Musibah menimpa kita dan jalan hidup kita begitu sulit. Kita bertanya mengapa Tuhan tidak menolong kita. Sebenarnya Tuhan sedang menolong kita. Tuhan sedang mengangkat kita.' Lalu Paul membacakan sajak karya Margaret :
***************
FOOT PRINTS
***************
One night I dreamed a dream.
I was walking along the beach with my Lord.
Across the dark sky flashed scenes from my life.
For each scene, I noticed two sets of footprints in the sand,
One belong to me and o­ne to my Lord.
When the last scene of my life shot before me,
I looked back at the footprints in the sand.
There was o­nly o­ne set of footprints.
I realized that this was the lowest and the saddest times of my life.
This always bothered me and I questioned the Lord about my dilemma.
'Lord, You told me when I decided to follow, You would walk and talk with me all the way.
But I'm aware that during the most troublesome times of my life,
There is o­nly o­ne set of footprints.
I just don't understand why, when I need You most, You leave me.
' He whispered, 'My precious child, I love you and will never leave you never, ever, during your trials and testings.
When you saw o­nly o­ne set of footprints,
It was then that I carried you.'
:
Seluruh peserta retret duduk terpaku mendengarnya. Mereka termenung menyimak kedalaman arti yang terkandung sajak itu. Sekarangpun tiap orang termenung setiap kali membaca sajak itu.
Sajak itu mengajak kita menelusuri perjalanan hidup kita. Dalam perjalanan itu telapak kaki kita dan telapak kaki Tuhan Yesus membekas bersebelahan. Tetapi pada saat-saat dimana musibah menimpa dan perjalanan menjadi sulit serta berbahaya, ternyata yang tampak hanya telapak kaki Tuhan. Telapak kali kita tidak tampak, padahal telapak kaki Tuhan membekas dengan jelas. Mana telapak kaki kita ? Telapak kaki kita tidak ada, sebab pada saat-saat seperti itu kita sedang diangkat dan digendong Tuhan.
**********************
JEJAK-JEJAK KAKI
******************************
Suatu malam aku bermimpi
Aku berjalan di tepi pantai dengan Tuhan
Di bentangan langit gelap tampak kilasan-kilasan adegan hidupku
Di tiap adegan, aku melihat dua pasang jejak kaki di pasir
Satu pasang jejak kakiku, yang lain jejak kaki Tuhan.
Ketika adegan terakhir terlintas di depanku Aku menengok kembali pada jejak kaki di pasir.
Di situ hanya ada satu pasang jejak.
Aku mengingat kembali bahwa itu adalah bagian yang tersulit dan paling menyedihkan dalam hidupku.
Hal ini menganggu perasaanku maka aku bertanya Kepada Tuhan tentang keherananku itu.
"Tuhan, Engkau berkata ketika aku berketetapan mengikut Engkau, Engkau akan berjalan dan berbicara dengan aku sepanjang jalan,
Namun ternyata pada masa yang paling sulit dalam hidupku hanya ada satu pasang jejak.
Aku tidak mengerti mengapa justru pada saat aku sangat membutuhkan Engkau,Engkau meninggalkan aku?"
Tuhan berbisik, "Anakku yang Kukasihi Aku mencintai kamu dan takkan meninggalkan kamu Pada saat sulit dan penuh bahaya sekalipun.
Ketika kamu melihat hanya ada satu pasang jejak ,
ltu adalah ketika Aku menggendong kamu."

H A N D S

A basketball in my hands is worth about $19.
A basketball in Michael Jordan's hands is worth about $33 million.

A baseball in my hands is worth about $6.
A baseball in Mark Mcquire's hands is worth $ 19 million.

It depends whose hands it's in.

A tennis racket is useless in my hands.
A tennis racket in Serena Williams' hands is a Wimbledon Championship.

A rod in my hands will keep away a wild animal.
A rod in Moses' hands will part the mighty sea.

A sling shot in my hands is a kid's toy.
A sling shot in David's hand is a mighty weapon.


Two fish and 5 loaves of bread in my hands is a couple of fish sandwiches.
Two fish and 5 loaves of bread in God's hands will feed thousands.

Nails in my hands might produce a birdhouse.
Nails in Jesus Christ's hands will produce salvation for the entire world.


It ALWAYS depends whose hands it's in.

So put your concerns, your worries, your fears, your hopes, your dreams, your families and your relationships in God's hands because ......
in those hands everything will turn out right for you and your loved ones.

Fanny Crosby Blindness

Crosby was never bitter about her disability. At the age of nine she wrote these verses about her condition:

Oh what a happy soul I am,
Although I cannot see;
I am resolved that in this world
Contented I will be.
How many blessings I enjoy,
That other people don't;
To weep and sigh because I'm blind,
I cannot, and I won't."


She later remarked:
It seemed intended by the blessed providence of God that I should be blind all my life, and I thank him for the dispensation. If perfect earthly sight were offered me tomorrow I would not accept it. I might not have sung hymns to the praise of God if I had been distracted by the beautiful and interesting things about me.
She also once said, "when I get to heaven , the first face that shall ever gladden my sight will be that of my Saviour !"

Menemukan Talenta

10 ciri yang menandakan kalau sebuah bidang pekerjaan merupakan talenta kita. yaitu:

1. Kita menyukai pekerjaan tersebut.


2. Kita mau melakukan pekerjaan tersebut meski tidak dibayar.

3. Kita merasakan kemudahan ketika melakukan pekerjaan tersebut.

4. Kita terus bertumbuh dalam bidang pekerjaan tersebut.

5. Kita sering dipuji orang karena pekerjaan tersebut.

6. Kita bersemangat ketika membicarakan pekerjaan tersebut.

7. Kita sering lupa waktu ketika melakukan pekerjaan tersebut.

8. Kita merasa puas ketika melakukan pekerjaan tersebut.

9. Kita merasa bangga bisa melakukan pekerjaan tersebut.

10Kita mudah mempengaruhi orang dalam bidang pekerjaan tersebut.

Keluarkan orang dari zona nyaman (Comfort Zone) namun tidak dari zona talentanya (Talent Zone).

Sumber :
Paulus Winarto adalah pemegang 2 Rekor Indonesia dari Museum Rekor Indonesia (MURI) yakni sebagai pembicara seminar yang pertama kali berbicara dalam seminar di angkasa dan penulis buku yang pertama kali bukunya diluncurkan di angkasa. Sejumlah bukunya masuk dalam kategori best seller (al: First Step to be An Entrepreneur. Reach Your Maximum Potential dan Melangkah Maju di Masa Sulit). Ia dapat dihubungi melalui e-mail: pwinarto@cbn.net.id

Did you know ?

If you woke up this morning with more health than illness, you are more blessed than the million who will not survive the week.

If you have never experienced the danger of battle, the loneliness of imprisonment, the agony of torture or the pangs of starvation, you are ahead of 500 million people around the world.

If you have food in your refrigerator, clothes on your back, a roof over your head and a place to sleep, you are richer than 75% of this world.

If you have money in the bank, in your wallet, and spare change in a dish someplace, you are among the top 8% of the world's wealthy.

If your parents are still married and alive, you are very rare in the World

If you hold up your head with a smile on your face and are truly thankful you are blessed, because the majority can, but most do not.

If you can hold someone's hand, hug them or even touch them on the shoulder, you are blessed because you can offer God's healing touch.

If you prayed yesterday and today, you are in the minority because you believe in God's willingness to hear and answer prayer.

If you can read this message, you are more blessed than over two billion people in the world that cannot read anything at all.

Sometimes we need to put things into perspective. We expect so much and appreciate so little.

- Unknown
(Taken from: ePrayer.org)

A to Z Guide for Children

A - Always trust them to God's care

B - Bring them to Temple of God

C - Challenge them to high goals

D - Delight in their achievements

E - Exalt the Lord in their presence

F - Frown on evil

G - Give them love

H - Hear their problems

I - Ignore not their childish fears

J - Joyfully accept their apologies

K - Keep their confidence

L - Live a good example before them

M - Make them your friends

N - Never ignore their endless questions

O - Open your home to their visits

P - Pray for them by name

Q - Quicken your interest in their spirituality

R - Remember their needs

S - Show them the way of salvation

T - Teach them to work

U - Understand they are still young

V - Verify your statements

W - Wean them from bad company

X - eXpect them to obey

Y - Yearn for God's best for them

Z - Zealously guide them in the Word of God

A to Z of the Whole Life

(A)ccepts you as you are


(B)elieves in "you"


(C)alls you just to say "HI"


(D)oesn't give up on you


(E)nvisions the whole of you (even the unfinished parts)


(F)orgives your mistakes


(G)ives unconditionally


(H)elps you


(I)nvites you over


(J)ust "be" with you


(K)eeps you close at heart


(L)oves you for who you are


(M)akes a difference in your life


(N)ever judges


(O)ffer support


(P)icks you up


(Q)uiets your fears


(R)aises your spirits


(S)ays nice things about you


(T)ells you the truth when you need to hear it


(U)nderstands you


(V)alues you


(W)alks beside you


(X)-plains thing you don't understand


(Y)ells when you won't listen


(Z)aps you back to reality

02 Desember 2008

Kisah Perjalanan Persahabatan

Kisah persahabatan saya dengan Pak Bambang Gautama dimulai sejak tahun 1974 waktu kami duduk di bangku sekolah SMPK 1 BPK PENABUR di Jalan Pintu Air 11 Jakarta. Persahabatan kami lanjutkan semasa bersekolah di SMAK 3 BPK PENABUR Jalan Gunung Sahari 90A Jakarta.

Peristiwa yang paling berkesan semasa SMA adalah kesempatan berlibur ke Bali. Kami berangkat dari Jakarta menuju Banyumas untuk bermalam di rumah keluarga Pak Bambang. Perjalanan dilanjutkan dan singgah di tempat paman saya di Surabaya . Malam harinya kami menggunakan bis menuju Bali. Setibanya di Bali kami mengunjungi beberapa objek wisata dan bermalam di Pantai Kuta. Jangan dibayangkan kalau kami menginap di hotel berbintang. Kami cari sebuah gubuk dan malam itu benar-benar kami tidur diatas pasir di pantai Kuta Tapi hal ini menjadi kenangan yang tak terlupakan seumur hidup. Hingga saat ini saya masih suka berkelakar dengan Pak Bambang : “ Ingat gak dulu, kita pernah tidur diatas pasir di Pantai Kuta ?” Kemudian kami hanyut dalam tawa ceria yang penuh persahabatan.

26 November 2008

Berhati-hati dalam berkata-kata

Beberapa waktu yang lalu saya membeli Replacement Lamp untuk Lampu Baca seharga Rp.30.000,-. Setibanya di rumah anak saya Jonathan (8 tahun) memegang lampu tersebut yang masih ada berada dalam dus. Tanpa disengaja tutup dus bagian bawah terbuka dan lampu jatuh terpecah belah.
Secara refleks saya terpancing untuk memarahinya. Sebelum terlontar kata-kata yang merendahkannya saya coba kendalikan emosi.Saya mulai menganalisa sebagai berikut : harga lampu Rp.30.000,- dan kalau saya merendahkannya sehingga menyebabkan luka hati seumur hidup maka hal ini tidak akan terbayarkan sekalipun dengan uang milyaran rupiah.
Segera teringat nasihat bijak: “Bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.”Disinilah saya tersentak dan segera memeluk Jonathan seraya berujar: “Jo, papa lebih sayang kamu dari pada lampu yang bisa dibeli lagi. Lain kali kamu harus lebih berhati-hati.”
Perkataan yang kita ucapkan bersifat kekal. Sekali kita ucapkan tidak bisa kita tarik kembali. Untuk itulah kita harus berhati-hati dalam berkata-kata

Memilih untuk tidak membalas

Hari minggu 19 Oktober 2008, saya bersama istri, kedua anak dan ibu mertua mengunjungi ITC Cempaka Mas – Jakarta untuk membeli baterai HP. Ketika ke toilet anak saya menemukan HP tertinggal di atas closet. Beberapa jam kemudian si pemilik mengirim SMS ke HP tersebut dan meminta agar HP nya dikembalikan.

Saat inilah terjadi pergumulan dalam diri saya. Belum lama HP milik istri dicuri dan HP saya dicopet pada saat saya naik bis. Pada awalnya anak saya keberatan kalau saya mengembalikan HP tersebut karena si pencuri tidak mengembalikan kedua HP kami. Jadi menurut mereka kamipun tidak berkewajiban untuk mengembalikan HP tersebut.

Disinilah kami belajar untuk menerapkan ajaran Tuhan untuk tidak membalas bila kita diperlakukan tidak semestinya. Bahkan pembalasan bukanlah hak kita melainkan hak Tuhan.

Saya memilih sikap untuk tidak membalas.Tak lama setelah itu si pemilik menelpon ke HP tersebut dan saya menemuinya untuk mengembalikan HP tersebut.

Memilih untuk Bersyukur

Banyak kejadian dalam kehidupan ini terjadi bukan hasil pilihan kita. Yang dapat kita lakukan adalah memilih sikap untuk meresponinya. Perkenankan saya untuk berbagi pengalaman dalam menyikapi kejadian yang terjadi di kehidupan ini.
Setiap hari Senin, Rabu dan Jumat pukul 5 pagi , ibu mertua (74 tahun) meminta saya untuk mengantarnya senam. Hal ini menjadi pergumulan bagi saya terlebih bila sehari sebelumnya saat ada rapat di BPK PENABUR hingga larut malam. Saya harus melawan rasa kantuk untuk mengantarnya. Disinilah saya dihadapkan dengan pilihan dalam menyikapinya. Bila memilih sikap menggerutu maka saya akan merasa terpaksa untuk mengantarnya. Saya mencoba melihat dari sudut pandang lain.
Banyak yang lain diusia lanjut terbaring lemah tak berdaya. Jangankan untuk berjalan, berdiri saja perlu dipapah. Ibu mertua saya diusia 74 tahun masih dapat berjalan bahkan masih bisa senam. Bukankah hal ini patut disyukuri ?
Saya memilih sikap untuk bersyukur. Jadi setiap pagi ketika mengantarnya senam saya lakukan dengan ucapan syukur kepada Tuhan yang masih memberikan kesehatan kepadanya.

Seorang Hero tidak segan untuk minta maaf

Saat ini kita para orang tua sedang mempersiapkan generasi anak-anak kita agar kelak menjadi Pahlawan. Untuk itulah anak-anak kita memerlukan figure Pahlawan yang dapat diteladani . Salah satu yang mereka butuhkan adalah seorang teladan yang tidak segan untuk meminta maaf atas kesalahan yang telah dilakukannya.
Sejak anak-anak masih kecil saya memberi teladan untuk meminta maaf atas kesalahan yang saya lakukan kepada mereka . Rupanya teladan yang selama ini saya tabur tidaklah sia-sia.Beberapa hari yang lalu anak saya James (9 tahun) mencoba install program game ke dalam komputer di rumah. Karena masalah teknis maka terjadi error dan James menekan tombol Delete berkali-kali. Akibatnya sangat fatal , system komputer macet dan tidak keluar gambar sama sekali pada monitor. Saya sangat kecewa atas kejadian ini dan terpancing untuk memarahi bahkan merendahkan James. Bersyukur saya diingatkan untuk berhati-hati dalam berkata-kata. Saat itu dengan lirih James berujar: ”Sorry ya pa.....”
Dewasa ini sudah jarang kita mendengar ucapan maaf terlebih lagi dari seorang anak yang baru berusia 9 tahun. Bangsa kita memerlukan banyak pemimpin yang dengan jiwa besarnya tidak segan untuk meminta maaf atas kesalahan yang telah dilakukannya.
Kiranya kita para orang tua tidak lelah memberi teladan kepada kepada pahlawan cilik kita. Dan predikat Pahlawan Sejati berhak disandang bagi para ”Hero Maker”

Menabur Kebaikan Menuai Kebaikan

Seorang wartawan mewawancari seorang petani untuk mengetahui rahasia di balik buah jagungnya yang selama bertahun-tahun selalu berhasil memenangkan kontes perlombaan hasil pertanian. Petani itu mengaku ia sama sekali tidak mempunyai rahasia khusus karena ia selalu membagi-bagikan bibit jagung terbaiknya pada tetangga-tetangga di sekitar perkebunannya."Mengapa anda membagi-bagikan bibit jagung terbaik itu pada tetangga-tetangga anda? Bukankah mereka mengikuti kontes ini juga setiap tahunnya?" tanya sang wartawan."Tak tahukah anda?" jawab petani itu. "Bahwa angin menerbangkan serbuk sari dari bunga-bunga yang masak dan menebarkannya dari satu ladang ke ladang yang lain. Bila tanaman jagung tetangga saya buruk, maka serbuk sari yang ditebarkan ke ladang saya juga buruk. Ini tentu menurunkan kualitas jagung saya. Bila saya ingin mendapatkan hasil jagung yang baik, saya harus menolong tetangga saya mendapatkan jagung yang baik pula."
Akan berlaku Hukum Tabur Tuai. Apa yang kita tabur akan kita tuai.

Oleb sebab itu biarlah kita tidak tidak jemu-jemu menabur kebaikan maka pastilah kita akan menuai kebaikan pula

Hukum Kepantasan dan Keadilan

Hari Sabtu, 25 Oktober 2008 anak saya James (9 tahun) dan Jonathan (8 tahun) menerima raport mid semester. Hasil raport James bagus tanpa angka merah sedangkan Jonathan mendapat 2 angka merah.
Karena prestasi belajarnya yang bagus saya memberi penghargaan kepada James dengan mengajaknya nonton film Laskar Pelangi. Jonathan protes keras karena dia tidak diajak nonton. James pantas menerima penghargaan atas upaya yang telah dia lakukan. Saya tidak berlaku adil jika saya memberi penghargaan yang sama kepada Jonathan yang belum pantas menerimanya. Saya memotivasi Jonathan supaya lebih meningkatkan prestasi belajarnya agar dia pantas menerima penghargaan seperti kakaknya James.
Disinilah terlihat jelas bahwa Hukum Kepantasan bersanding sejajar dengan Hukum Keadilan .

Kebahagiaan

Salah satu cara untuk membahagiakan keluarga adalah dengan mengajaknya berlibur baik ke luar kota maupun ke luar negeri. Begitu pula pada saat lebaran yang lalu, banyak yang memanfaatkannya untuk berlibur bersama keluarga.Saya tidak memiliki cukup dana untuk mengajak keluarga berlibur ke luar kota terlebih lagi ke luar negeri. Sempat saya sedih karena saya tidak dapat membahagiakan keluarga seperti yang dilakukan orang lain pada umumnya. Beruntung saya teringat nasihat bijak:Kebahagiaan bukan terletak pada kemewahan materi. Kebahagiaan bisa kita dapati pada saat kita menikmati tawa canda dari anak kita.Terinspirasi dengan kutipan diatas , saya pun berinisiatif mengajak istri dan kedua anak saya yang berusia 9 dan 8 tahun berekreasi ke Kebun Teh Gunung Mas yang berlokasi di Puncak – Jawa Barat. Jauh sekali dari suasana yang wah. Setibanya dilokasi kami dijemput oleh suasana alam yang natural. Anak-anak dapat kesempatan menunggang kuda. Bahkan mereka dapat tertawa lepas pada saat berhasil menerbangkan layang-layang yang kami beli di lokasi seharga Lima Ribu Rupiah.Tidak perlu kemewahan untuk dapat mengalami kebahagiaan. Tanpa mengeluarkan dana jutaan rupiah saya dapat mengalami kebahagiaan dengan menyaksikan tawa ceria kedua anak saya . Kebahagiaanpun terpancar dari wajah mereka. Hal ini semakin menambah kebahagiaan saya.